Tradisi Islam Nusantara

Tradisi Islam Nusantara

Waktu-waktu sholat fardhu


waktu sholat rawatib
Sholat merupakan rukun islam yang kedua, dalam islam setiap ibadah sudah diatur sedemikian rupa secara syariat tak terkecuali ibadah sholat, dimana waktu-waktu untuk mengerjakannya telah diatur sebagaimana penjabaran dibawah ini.

Definisi waktu dalam ibadah menurut Imam Jalaluddin al-Mahalli dalam Jam’ul Jawami’

وَالْوَقْتُ...الزَّمَانُ الْمُقَدَّرُ لَهُ شَرْعًا مُطْلَقًا

Waktu ... ialah masa yang telah ditentukan untuk pelaksanaan ibadah menurut syariah secara mutlak.”

Waktu ada kalanya bersifat muwassa’ (leluasa) seperti ibadah haji, artinya meski kita sudah mampu melakukan ibadah haji namun tidak mesti tahun ini kita harus berangkat, ada juga yang waktunya mudlayyaq (sempit) seperti pelaksanaan ibadah puasa Ramadhan. Sedangkan ibadah shalat mempunyai dua sudut pandang waktu, yaitu  leluasa hingga masa yang hanya cukup untuk menyelesaikan ibadah shalat tersebut. Dalam masa ini waktu shalat menjadi mudlayyaq (sempit).
Shalat fardhu yang mempunyai jumlah lima waktu telah ditentukan secara syariat. Ada permulaan, di mana ibadah shalat menjadi tidak sah apabila dijalankan sebelum masuk permulaan waktu sholat, dan juga ada batasan akhir dalam mengerjakan ibadah sholat, di mana shalat harus dilaksanakan sebelum sampai batas akhir waktunya. Hal ini sesuai dengan Surat An-Nisa ayat 103:

إِنَّ الصَّلَاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَوْقُوتًا

Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.”

Waktu-waktu Sholat fardhu menurut Syar’i :

1.Shalat Shubuh

Awal waktu untuk mengerjakan ibadah shalat shubuh yaitu terbitnya fajar sidiq sampai terbitnya matahari. Sebagaimana keterangan dalam hadits riwayat Muslim No. 612:

قال رسول الله - صلى الله عليه وسلم -: وقت صلاة الصبح من طلوع الفجر ما لم تطلع الشمس

Bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: “Waktu shalat shubuh adalah sejak terbitnya fajar hingga terbitnya matahari.”

2.Shalat Dluhur

Waktu untuk mengerjakah Shalat dluhur dimulai sejak tergelincirnya matahari di ufuk barat hingga masuknya waktu sholat ashar. Hal ini digambarkan dalam hadits riwayat Muslim no. 612:

أن رسول الله - صلى الله عليه وسلم - قال: "وقت الظهر إذ زالت الشمس، ..... ما لم يحضر العصر

Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: “Waktu dluhur ialah ketika matahari tergelincir, ... sampai datangnya waktu ashar.”

3.Shalat Ashar

Waktu mengerjakan ibadah shalat ashar yaitu dimulai sejak bayangan benda sama panjangnya dengan benda tersebut sampai terbenamnya matahari. Sebagaimana dalam hadits riwayat Imam Bukhari No. 554:

.....ومن أدرك ركعة من العصر قبل أن تغرب الشمس فقد أدرك العصر

...Barang siapa mendapati satu rakaat shalat ashar sebelum matahari terbenam, maka ia telah mendapati waktu ashar.”

4.Shalat Maghrib

Waktu untuk mengerjakan ibadah shalat maghrib yaitu dimulai sejak terbenamnya matahari sampai hilangnya awan berwarna merah dari cakrawala. Sebagaimana keterangan dalam hadits riwayat Imam Muslim no. 612:

وقت المغرب ما لم يغب الشفق

Waktu maghrib berakhir hingga hilangnya awan merah dari cakrawala.”

5.Shalat Isya

Waktu mengerjakan ibadah shalat isya’ yaitu dimulai sejak selesainya waktu maghrib hingga terbitnya waktu fajar sebagai pertanda waktu masuknya sholat shubuh.

Demikian aturan-aturan waktu shalat fardlu, semoga bermanfaat. Wallahu a’lam bi shawab.

Macam-macam air


macam-macam air
Air merupakan salah satu hal pokok ummat manusia di seluruh dunia dalam kehidupan sehari-hari tak terkecuali ummat islam dalam hal beribadah yang membutuhkan air untuk bersuci dari hadas maupun najis secara sah meskipun bisa diganti dengan tayamum.

Air dalam fiqih islam menurut madzhab Syafi’i dibagi menjadi  empat kategori yakni air suci mensucikan, air musyammas, air suci yang tidak mensucikan, serta air mutanajjis.

Berapakah Takaran air yang dapat dianggap sah untuk bersuci ?

Sesuai Fiqih islam air yang sah untuk bersuci jika takaran atau volumenya mencapai 2 qullah.
Didalam kitab Fathul qorib di jelaskan :

(وَالْقُلَّتَانِ خَمْسُمِائَةِ رِطْلٍ بَغْدَادِيٍّ تَقْرِيْبًا فِيْ الْأَصَحِّ) فِيْهِمَا       

Ukuran dua Qullah adalah kurang lebih lima ratus Rithl negara Baghdad, menurut pendapat al Ashah.

وَالرِّطْلُ الْبَغْدَادِيُّ عِنْدَ النَّوَوِيُّ مِائَةٌ وَثَمَانِيَّةٌ وَعِشْرُوْنَ دِرْهَمًا وَأَرْبَعَةُ أَسْبَاعِ دِرْهَمٍ   

Menurut Imam An Nawawi, Satu Ritlh Negara Baghdad adalah seratus dua puluh delapan dirham lebih empat sepertujuh dirham.

Menurut Para ulama madzhab Syafi’i menyatakan bahwa air yang dianggap mencapai dua qullah apabila volumenya mencapai kurang lebih 192,857 kg. Bila melihat wadahnya volume air dua qullah adalah bila air memenuhi wadah dengan ukuran lebar, panjang dan dalam masing-masing satu dzira’ atau kurang lebih 60 cm (lihat Dr. Musthofa Al-Khin dkk, Al-Fiqh Al-Manhaji, (Damaskus: Darul Qalam, 2013), jil. 1, hal. 34).

Macam-macam Air

1.Air Suci dan Menyucikan ( Air Mutlak )

Air suci dan menyucikan artinya dzat air tersebut suci dan bisa digunakan untuk bersuci. Didalam kitab fatqul qorib dijelaskan bahwa air yang termasuk dalam kategori air mutlak ada 7 yaitu :
  1. Air yang turun dari langit (air hujan)
  2. Air Laut (air asin)
  3. Air Sungai (air tawar)
  4. Air sumur
  5. Air sumber (air mata air)
  6. Air salju (air es)
  7. Air embun

Air suci dan mensucikan artinya dzat air tersebut suci dan bisa digunakan untuk melakukan bersuci. Menurut Ibnu Qasim Al-Ghazi ada 7 (tujuh) jenis  air yang termasuk dalam golongan ini. Beliau mengatakan:

المياه التي يجوز التطهير بها سبع مياه: ماء السماء, وماء البحر, وماء النهر, وماء البئر, وماء العين, وماء الثلج, وماء البرد

Air yang dapat digunakan untuk bersuci ada tujuh jenis, yaitu air hujan, air laut, air sungai, air sumur, air mata air, dan air es atau salju, dan air embun.“

Ketujuh jenis air itu disebut sebagai air mutlak selama masih pada sifat asli penciptaannya. Bila sifat asli penciptaannya berubah maka air itu tak lagi disebut air mutlak dan hukum penggunaannya pun juga berubah. Hanya saja perubahan air bisa tidak menghilangkan kemutlakannya jika perubahan itu terjadi karena air tersebut diam pada waktu yang cukup lama, karena tercampur sesuatu yang tidak bisa dihindarkan sepertilumut,  lempung, debu, atau karena pengaruh tempatnya seperti air yang berada di daerah yang mengandung banyak belerang (lihat Dr. Musthofa Al-Khin dkk, Al-Fiqh Al-Manhaji, (Damaskus: Darul Qalam, 2013), jil. 1, hal. 34).

Secara ringkas air mutlak yaitu air yang turun dari langit atau yang bersumber dari tanah (bumi ) dengan sifat asli penciptaannya.

2.Air Musyammas

Air musyammas yaitu air yang dipanaskan secara langsung di bawah terik sinar matahari dengan menggunakan wadah yang terbuat dari logam selain emas dan perak, seperti besi atau tembaga.
Air musyammas hukumnya suci dan menyucikan, namun makruh jika dipakai untuk bersuci. Secara umum air ini juga makruh digunakan bila pada anggota badan manusia atau hewan yang bisa terkena kusta seperti kuda, namun air musyammas tidak apa-apa jika dipakai untuk mencuci pakaian atau lainnya. Meski demikian air musyammas ini tak lagi makruh jika dipakai untuk bersuci apabila telah kembali menjadi dingin.

3.Air Suci Namun Tidak Menyucikan

Air suci tidak mensucikan atau thohir ghoiru muthohhir ini dzatnya suci namun tidak bisa dipakai untuk bersuci, baik untuk bersuci dari hadast besar dan kecil  maupun dari najis.

Ada 2 jenis air yang suci namun tidak mensucikan, yaitu air musta’mal dan air mutaghayyar.

Air musta’mal adalah air yang telah digunakan untuk bersuci baik untuk menghilangkan hadast seperti wudlu dan mandi junub maupun untuk menghilangkan najis bila air tersebut tidak berubah dan tidak bertambah volumenya setelah terpisah dari air yang terserap oleh barang yang dibasuh.
Air musta’mal ini tidak bisa digunakan untuk bersuci dari hadast dan najis apabila tidak mencapai  takaran dua qullah. Namun apabila takaran air tersebut mencapai dua qullah maka tidak disebut sebagai air musta’mal dan dapat digunakan untuk bersuci.

Sebagai contoh, apabila ada sebuah bak air dengan ukuran 2 x 2 meter persegi, dan bak itu terisi penuh dengan air, dan kita melakukan wudlu dengan langsung memasukkan anggota badan ke dalam air di bak tersebut (bukan dengan menciduknya), maka air yang masih berada di bak tersebut masih dihukumi suci dan menyucikan. Namun apabila takaran airnya kurang dari dua qullah (meskipun ukuran bak airnya cukup besar), maka air tersebut menjadi air musta’mal dan tidak dapat digunakan untuk bersuci. Namun dzat air tersebut masih di hukumi suci sehingga masih bisa digunakan untuk keperluan lain seperti mencuci pakaian .

Dan perlu kita ketahui bahwa air yang menjadi musta’mal ialah air yang dipakai untuk bersuci yang wajib hukumnya. Misalkan air yang dipakai untuk berwudlu bukan dalam rangka menghilangkan hadast kecil, tapi hanya untuk memperbarui wudlu saja (tajdidul wudlu) maka tidak menjadi musta’mal. Sebab orang yang memperbarui wudlu sesungguhnya tidak wajib berwudlu ketika hendak shalat karena pada dasarnya ia masih dalam keadaan suci dari hadast.

Sebagai contoh, air yang dipakai untuk basuhan pertama pada anggota badan saat melakukan wudlu menjadi musta’mal karena basuhan pertama hukumnya wajib. Sedangkan air yang dipakai untuk basuhan kedua dan ketiga tidak menjadi musta’mal karena basuhan kedua dan ketiga hukumnya hanya sunnah.

Adapun air mutaghayar yaitu air yang mengalami perubahan salah satu sifatnya disebabkan tercampur dengan barang suci yang lain dengan perubahan yang menghilangkan kemutlakan nama air tersebut. Sebagai contoh air hujan yang masih asli ia disebut air mutlak dengan nama air hujan. Ketika air hujan dicampur dengan susu sehingga terjadi perubahan pada sifat-sifatnya maka orang akan mengatakan air itu sebagai air susu. Perubahan nama inilah yang menjadikan air hujan kehilangan kemutlakannya. Air yang demikian itu tetap suci dzatnya namun tidak dapat digunakan untuk melakukan bersuci.

Lalu bagaimana dengan air mineral kemasan?

Air mineral kemasan itu masih tetap pada kemutlakannya karena tidak ada pencampuran barang suci yang menjadikan air mineral kemasan mengalami perubahan pada sifat-sifatnya. Adapun penamaannya dengan berbagai macam nama itu hanyalah nama merek dagang  yang tidak berpengaruh pada kemutlakan air itu sendiri.

4.Air Mutanajis

Air mutanajis yakni air yang terkena najis yang takarannya kurang dari dua qullah atau takarannya mencapai dua qullah atau lebih namun berubah salah satu sifatnya (warna, bau, atau rasa) karena terkena najis .
Air yang takarannya sedikit jika terkena najis maka secara otomatis air tersebut menjadi mutanajis meskipun tidak ada sifatnya yang berubah.
Sedangkan air banyak jika terkena najis tidak menjadi mutanajis bila ia tetap pada kemutlakannya, tidak ada sifat yang berubah. Namun jika karena terkena najis ada satu atau lebih sifat air yang berubah maka air banyak tersebut menjadi air mutanajis.
Air mutanajis ini tidak bisa digunakan untuk bersuci, karena dzat air itu sendiri tidak suci sehingga tidak bisa dipakai untuk mensucikan.Wallahu a’lam. Semoga bermanfaat.

Hari Santri Nasional 2018

Santri
Santri adalah orang yang belajar atau ngaji tentang ilmu agama islam di pondok pesantren dengan metode belajar secara salafi memaknai kitab kuning gundul (tanpa harakat) karangan ulama-ulama terdahulu. Dalam dunia pesantren, para Kyai selalu mengajarkan kepada santrinya akan ilmu ahlaq atau adab untuk lebih diutamakan dibandingkan dengan ilmu yang didapat, dengan ajaran seperti itu maka wajarlah jika santri yang sudah boyong (lulus) dari pondoknya lebih mempunyai sifat tawadhu’ dan rendah diri meskipun ilmu agamanya sangat mumpuni.

Banyak sekali ilmu yang dipelajari santri di pondok pesantren dari ilmu nahwu, shorof, hadits, fiqih hingga ahlaq dengan berbagai macam kitab mulai dari tingkat dasar hingga tingkat yang lebih tinggi. Di Indonesia sendiri terdapat banyak sekali Pondok-pondok pesantren dengan jutaan santri-santri yang mengaji, dari jutaan santri yang ada tak jarang lahir para ulama danjuga  tokoh-tokoh bangsa dari berbagai bidang mulai dari bidang olahraga, pemerintahan hingga bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam sejarah bangsa ini pun tak lepas dari nama santri dalam memperjuangkan kemerdekaan Negara kesatuan Republik Indonesia hingga ada yang dinobatkan sebagai pahlawan nasional semisal Khadratussyaikh KH.Hasyim Asy’ari yang merupakan seorang santri dan menjadi ulama besar yang dinobatkan sebagai pahlawan nasional karena jasanya terhadap bangsa ini.

Puji Syukur dengan mengucap Alhamdulillah tepat tanggal 15 oktober 2015 Bapak Presiden Joko widodo resmi menandatangani keputusan presiden nomer 22 tahun 2015 tentang penetapan tanggal 22 oktober sebagai hari santri nasional. Pemilihan tanggal 22 Oktober ini tak lepas dari sejarah bangsa dimana pada tanggal tersebut Khadratussyaikh KH.Hasyim Asy’ari (pendiri NU) memaklumatkan fatwa yang dikenal dengan Resolusi jihad. Dengan fatwa resolusi jihad tersebut sehingga menginspirasi perlawanan yang di motori oleh Laskar Kyai dan Santri melawan pasukan sekutu (NICA) pada tanggal 10 November 1945. Fatwa resolusi jihad pada intinya adalah bahwa membela tanah air dari penjajah hukumnya adalah fardhu ‘ain (wajib) bagi setiap individu. Tanggal 22 oktober dipilih sebagai Hari Santri nasional karena mempresentasikan substansi kesantrian, yaitu spiritualitas dan patriotisme dalam melawan kolonialisme agresi Belanda yang kedua. Resolusi jihad dianggap sebagai seruan penting  yang memungkinkan indonesia tetap bertahan dan berdaulat sebagai negara dan bangsa.

Bersama Santri damailah Negeri. Selamat hari santri 2018.


istighotsah

Istighotsah kubro
Istighotsah adalah salah satu tradisi islam di nusantara selain maulidan,sholawatan, tahlilan dan juga ziarah kubur. Istighotsah merupakan kegiatan dzikir dan doa bersama.

berikut adalah bacaan dalam istighotsah :

الفاتحة

 أَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ  x 11

 لاَحَوْلَ وَلاَقُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ العَلِيِّ العَظِيْمِ x 11

لاَحَوْلَ وَلاَمَلْجَأَ وَلاَمَنْجَى مِنَ اللهِ اِلاَّ اِلَيْهِ  x 11

 اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ  x 11

Ziarah kubur tradisi islam di nusantara


bacaan tahlil

Ziarah kubur dengan membaca tahlilan merupakan salah satu tradisi islam di nusantara selain maulidan dan juga sholawatan.

Tujuan dalam berziarah kubur adalah mendoakan arwah para leluhur atau keluarga kita yang sudah meninggal dunia dan telah mendahului kita dalam menghadap Ilahi agar senantiasa mendapat maghfirah (ampunan) dari Allah SWT. Selain itu dengan ziarah kubur setidaknya dapat mengingatkan kita yang masih hidup bahwa suatu saat kita juga akan mati seperti mereka, sehingga dapat mengingatkan kita untuk menyiapkan bekal untuk kita bawa di akhirat kelak seperti amal jariyah, ilmu yang bermanfaat serta menjadi manusia yang sholih (baik) berbakti pada kedua orang tuanya dan selalu mendoakannya baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal.
Dalam berziarah kubur, ketika akan masuk pintu pemakaman sebaiknya kita mengucapkan salam kepada ahli kubur, diantara ucapan salam itu diantaranya :

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ يَآاَهْلَ الْقُبُوْرِيَغْفِرُاللّٰهُ لَنَاوَلَكُمْ اَنْتُمْ سَلَفُنَاوَنَحْنُ بِالْاَثَرِ

ASSALAAMU'ALAIKUM YAA AHLAL QUBUURI YAGHFIRULLOOHU LANAA WA LAKUM ANTUM SALAFU-NAA WA NAHNU BIL ATSARI

"Salam bagimu wahai ahli kubur, semoga Allah mengampuni kami dan kamu, sedangkan kamu telah mendahului kami dan kami akan mengikuti".

cara melakukan shalat jama' qosor


Shalat qashar

Shalat Jama'

Shalat Jama' yaitu penggabungan dua waktu shalat dan dikerjakan dalam satu waktu, misalkan shalat Dzuhur dengan Ashar yang dikerjakan pada waktu Dzuhur.

Shalat jama' dibagi atas dua yaitu jama' taqdim dan jama' takhir.

Shalat Jama' Taqdim

Jama' taqdim dikerjakan pada waktu shalat yang pertama. Maksudnya, apabila kita akan menjama' taqdim shalat dzuhur dan shalat ashar, maka kita mengerjakannya pada waktu dzuhur. Begitu juga saat kita akan menjama' taqdim shalat maghrib dan shalat isya', maka kita kerjakan pada waktu shalat Maghrib. Aturan dalam mengerjakan shalat jama' adalah mengerjakan shalat yang pertama terlebih dahulu baru mengerjakan shalat yang kedua tanpa diselingi aktivitas apapun, misalnya setelah salam pada shalat dzuhur kita langsung mengerjakan shalat ashar, dan keduannya dikerjakan empat rakaat tanpa dikurangi maupun ditambahi.

sholat sunnah istisqo'


sholat istisqo'
Sholat Istisqa’ merupakan sholat sunnah yang dikerjakan untuk meminta turunnya hujan. Sholat Sunnah Istisqo’ dilakukan pada saat kemarau yang berkepanjangan dan tak kunjung usai. 

Sebelum mengerjakan sholat Istisqo’, imam supaya memerintahkan seluruh penduduk masyarakat sekitar untuk berpuasa selama tiga hari, bertaubat, tidak mengerjakan perbuatan dosa dan memperbanyak bersedekah. Pada saat hari pelaksanaan sholat istisqo’, semua masyarakat berangkat menuju tempat shalat dengan pakaian sederhana, dalam keadaan khusyu’ dan penuh rasa tawadlu’.

Berikut niat sholat sunnah istisqa ’

اُ صَلِّيْ سُنّةَ الْاِسْتِسْقَاءِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى

USHOLLI SUN SUNNATAL ISTISQO’I ROK’ATAINI (IMAMAN/MA’MUUMAN) LILLAAHI TA’ALAA

"Saya niat Sholat sunnah istisqo’ dua rakaat (sebagai imam/ma’mum) karena Allah Ta’alaa"

Tata cara mengerjakan sholat sunnah istisqa’

cara mengerjakan sholat sunnah istisqa’ sama seperti sholat sunnah ‘Id. Begitu pula dengan kesunahan dua khutbah setelahnya. Pada rakaat pertama setelah takbir dan membaca doa iftitah dan sebelum membaca ta’awwudz, disunnahkan membaca takbir sebanyak tujuh kali. Dan pada rakaat kedua sebelum membaca ta’awwudz disunnahkan takbir sebanyak lima kali. Demikian pula dengan khutbah setelahnya, sembilan kali dan tujuh kali. Hanya saja ada perbedaan dalam waktu pelaksanaan, jumlah rakaat serta rukun khutbahnya. Untuk sholat sunnah istisqa’ boleh dikerjakan di semua waktu, termasuk waktu yang diharamkan untuk sholat dan jumlah rakaatnya bisa dilakukan dua rakaat atau lebih, sedangkan takbir yang dibaca pada saat khutbah shalat sunnah ‘id, diganti dengan bacaan istighfar dengan jumlah yang sama saat membaca takbir pada waktu khutbah sholat ied.

Berikut ini urutannya dalam mengerjakan sholat stisqo’ :

Setelah melakukan puasa bersama-sama dengan seluruh masyarakat selama 3 hari, pada hari keempatnya imam sholat bersama masyarakat keluar rumah menuju tempat dilaksanakannya sholat sunnah istisqo' (biasanya bertempat di tanah lapang/lapangan) dengan memakai pakaian yang sederhana dan penuh kekhusyua’n serta penuh ketenangan, kemudian Imam atau wakilnya melakukan Shalat 2 rakaat berjama’ah bersama masyarakat seperti dalam pelaksanaan Shalat ied.

Setelah selesai mengerjakan shalat istisqo’, kemudian Imam berkhutbah 2 kali seperti khutbah saat sholat sunnah ied. Dalam khutbah ini imam dianjurkan membaca Istighfar 7 kali pada khutbah yang pertama dan membaca Istighfar 5 kali pada khutbah yang ke-2 sebagai ganti dari pembacaan Takbir saat Khutbah sholat sunnah ied pada hari raya.

Setelah khutbah pertama selesai, khotib (orang yang khutbah) melanjutkan khutbah yang kedua, namun pada pertengahan khutbah yang kedua khotib merubah posisi hadapnya dari menghadap jamaah sholat sunnah istisqo’  menjadi menghadap kearah Kiblat (membelakangi jamaah sholat), kemudian Khotib merubah posisi Rida’nya (Sorban yang diletakkan pada bahu) yaitu dengan meletakkan posisi yang semula di atas menjadi dibawah, dan yang semula pada posisi kanan menjadi posisi di kiri, hal demikian dilakukan dengan harapan Allah SWT akan merubah kondisi kemarau menjadi hujan yang penuh rahmat. Pada saat khotib melakukan pergerakan merubah posisi sorban para jamaah pun disunahkan untuk mengikuti pergerakan khotib itu.

Setelah khutbah kedua sholat sunnah istisqo’ selesai maka dilanjutkan dengan berdo’a bersama, untuk bacaan do’anya bisa dalam bahasa apapun (tidak harus menggunakan bahasa Arab). Namun pada umumnya do’a yang dibaca setelah selesai mengerjakan sholat sunnah istisqo’ adalah sebagai berikut.

اَللَّهُمَّ اجْعَلْهَا سُقْياَ رَحْمَةٍ، وَلاَ تَجْعَلْهَا سُقْياَ عَذَابٍ، وَلاَ مَحْقٍ وَلاَ بَلاَءٍ، وَلاَ هَدْمٍ وَلاَ غَرْقٍ. اَللَّهُمَّ عَلَى الظُّرَّابِ وَاْلآكَامِ، وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ وَبُطُوْنِ اْلأَوْدِيَةِ، اَللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا وَلاَ عَلَيْنَا. اَللَّهُمَّ اسْقِنَا غَيْثاً مُغِيْثاً، هَنِيْئاً مَرِيْئاً مُرِيْعاً، سَحاً عَاماً غَدْقاً طَبَقاً مُجَلَّلاً، دَائِماً إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللَّهُمَّ اسْقِنَا الْغَيْثَ وَلاَ تَجْعَلْنَا مِنَ الْقَانِطِيْنَ، اَللَّهُمَّ إِنَّ بِالْعِبَادِ وَالْبِلاَدِ مِنْ الْجُهْدِ وَالْجُوْعِ وَالضَّنْكِ، مَا لاَ نَشْكُوْ إِلاَّ إِلَيْكَ.اَللَّهُمَّ أَنْبِتْ لَنَا الزَّرْعَ وَأَدِرَّ لَنَا الضَّرْعَ، وَأَنْزِلْ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِ السَّمَاءِ، وَأَنْبِتْ لَنَا مِنْ بَرَكَاتِ اْلأَرْضِ، وَاكْشِفْ عَنَّا مِنَ الْبَلاَءِ مَا لاَ يَكْشِفُهُ غَيْرُكَ، اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْتَغْفِرُكَ إِنَّكَ كُنْتَ غَفَّاراً، فَأَرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْنَا مِدْرَاراً

ALLAHUMMAJ ‘ALHA SUQYAN ROHMATIN. WA LAA TAJ’ALHA SUQYAN ‘ADZABIN. WA LAA MAHQIN WA LAA BALAA’IN. WA LAA HADMIN WA LAA GHOROQIN. ALLAHUMMA ‘ALLADH DHORBI WAL AKAAM. WA MANAABITIS SYAJRI WA BUTHUUNIL AUDIYAH. ALLAHUMMA HAWAALAYNA WA LAA ‘ALAYNA. ALLAHUMAS QINA GHOITSAN MUGHIITSA. HANII’AN MARII’AN MURII’AA. SAHAA  ‘AAMA GHODAQOO THOBAQO MUJALLALA. DAAIMAN ILAA YAUMID DIIN. ALLAHUMMAS QINAL GHOITSA WALAA TAJ’ALNAA MINAL QOONITIIIN. ALLAHUMMA INNA BIL ‘IBAADI WAL BILAADI MINAL JUHDI WAL JUU’I WAD DHONKI. MAA LAA NASYKU ILLA ILAIKA. ALLAHUMMA ANBIT LANAZ ZAR’A WA AADIR LANAD DHOR’A. WA ANZIL ‘ALAINA MIM BAROKAATIS SAMAA’I. WA AMBIT LANA MIM BAROKAATIL ARDHI. WAKSYIF ‘ANNA MINAL BALAA’I MAA LAA YAKSYIFU GHOIRUKA. ALLAHUMMA INNA NASTAGHFIRUKA INNAKA KUNTA GHOFFAARO. FAARSILIS SAMAA’A ‘ALAINA MIDRORO.

Ya Allah jadikanlah curahan ini sebagai rahmat dan jangan engkau jadikan curahan ini sebagai siksa, bukan kehancuran, bahaya, kerusakan dan bukan pula ketenggelaman bagi kami. Ya Allah turunkanlah hujan pada bukit-bukit, tumbuh-tumbuhan dan lembah-lembah. Ya Allah turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan hujan yang berakibat buruk atas kami. Ya Allah turunkanlah hujan yang melepaskan kami dari paceklik, tanpa disertai kesusahan, baik akibatnya, subur dengan kesegaran, deras dan lebat yang menyeluruh pada permukaan bumi terus-menerus (manfaatnya) sampai hari Kiamat. Ya Allah turunkanlah hujan untuk kami dan jangan Engkau jadikan kami orang-orang yang berputus asa karena hujan yang belum turun. Ya Allah sungguh hamba-hamba-Mu serta negri-negri mereka tertimpa kesulitan, kelaparan dan paceklik yang dahsyat, sungguh tiada kami mengadu melainkan hanya kepada-Mu. Ya Allah tumbuhkanlah kebun-kebun untuk kami dan perbanyaklah susu kambing, turunkanlah barakah dari langit, tumbuhkanlah barakah-barakah bumi, keluarkanlah kami dari bahaya yang tiada seorangpun yang bisa mengeluarkannya melainkan hanya Engkau. Ya Allah sesungguhnya kami memohon ampun kepada-Mu, sesungguhnya Engkau maha pengampun, maka turunkanlah hujan dari langit untuk kami.”

Demikianlah tatacara melakukan sholat sunnah istisqo’ beserta niat dan do’anya. semoga bermanfaat.

Do'a sehari-hari


Berdo'a
Dalam Islam setiap kita memulai aktivitas atau mengahiri aktivitas sangatlah dianjurkan untuk berdo'a agar kita selalu mengingat Allah SWT. Sang Maha Pencipta. Iyyaaka na'budu wa iyyaaka nasta'iina begitulah sekiranya, tanpa pertolongan Allah kita bukanlah apa-apa, melainkan hamba yang sangat lemah. Oleh sebab itu sangatlah penting kita selalu berdoa dalam sehari-hari kita beraktivitas. berikut adalah di antara do'a-do'a sehari-hari yang mungkin bsa kita amalkan.

Do'a sebelum tidur

بِسْمِكَ اللّٰهُمَّ اَحْيَا وَاَمُوْتُ

Bismikallohumma ahya wa amuutu

Artinya: "Dengan menyebut nama-Mu ya Allah, aku hidup dan aku mati".

Do'a bangun tidur

اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِىْ اَحْيَانَا بَعْدَمَآ اَمَاتَنَا وَاِلَيْهِ النُّشُوْرُ

Alhamdu lillahil ladzii ahyaanaa ba'da maa amaa tanaa wa ilahin nusyuuru


Artinya : "Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami sesudah kami mati (membangunkan dari tidur) dan hanya kepada-Nya kami dikembalikan"

Doa Ketika Mimpi Buruk

اَللّٰهُمَّ إِنّىِ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ وَسَيِّئاَتِ اْلأَحْلاَمِ

Allaahumma innii a'uudzubika min 'amalisy syaithaani wa sayyiaatil ahlami

Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya aku mohon perlindungan kepada Engkau dari perbuatan setan dan dari mimpi-mimpi yang buruk"

Doa Ketika Mendapat Mimpi Baik

اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ قَطْلَ الْحَاجَتِ

Alhamdulillahil ladzii qodzoo haajaati

Artinya: "Segala puji bagi Allah yang telah memberi hajatku"

Doa Menjelang Sholat Shubuh

اَللّٰهُمَّ اِنِّى اَعُوْذُ بِكَ مِنْ ضِيْقِ الدُّنْيَا وَضِيْقِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ

Alloohumma inni a'udzubika min dzhiiqid-dunyaa wa dzhiiqi yaumal-qiyaamati

Artinya: "Ya Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kesempitan dunia dan kesempitan hari kiamat. (HR. Abu Daud)"

Doa Menyambut Pagi hari

اَللّٰهُمَّ بِكَ اَصْبَحْنَا وَبِكَ اَمْسَيْنَا وَبِكَ نَحْيَا وَبِكَ نَمُوْتُ وَاِلَيْكَ النُّشُوْرُ

Alloohumma bika ashbahnaa wa bika amsainaa wa bika nahyaa wa bika namuutu wa ilaikan nusyuuru

Artinya : "Ya Allah, karena Engkau kami mengalami waktu pagi dan waktu petang, dan karena Engkau kami hidup dan mati dan kepada-Mu juga kami akan kembali."

Doa Masuk Kamar Mandi Atau Toilet

اَللّٰهُمَّ اِنّىْ اَعُوْذُبِكَ مِنَ الْخُبُثِ وَالْخَبَآئِثِ

Alloohumma Innii a'uudzubika minal khubutsi wal khoaaitsi

Artinya: "Ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari godaan syetan  laki-laki dan syetan perempuan"

Doa Istinja

اَللّٰهُمَّ طَهِّرُ قَلْبِىْ مِنَ النِّفَاقِ وَحَصِّنْ فَرْخِىْ مِنَ الْفَوَاحِشِ

Alloohumma thahhir qolbii minan nifaaqi wa hashshin fajrii minal fawaahisyi

Artinya : "Wahai Tuhanku, sucikanlah hatiku dari sifat kepura-puraan (munafiq) serta peliharalah kemaluanku dari perbuatan keji"

Doa akan Mandi (Bukan Mandi Wajib)

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْلِى ذَنْبِى وَوَسِّعْ لِى فِىْ دَارِىْ وَبَارِكْ لِىْ فِىْ رِزْقِىْ

Alloohummaghfirlii dzambii wa wassi'lii fii daarii wa baarik lii fii rizqii

Artinya : "Ya Allah ampunilah dosa kesalahanku dan berilah keluasaan di rumahku serta berkahilah pada rezekiku"

Doa Keluar Kamar Mandi Atau Toilet

غُفْرَانَكَ الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِىْ اَذْهَبَ عَنّى اْلاَذَى وَعَافَانِىْ

Ghufraanaka. Alhamdulillaahil ladzii adzhaba ‘annjil adzaa wa’aafaanii.

Artinya: "Dengan mengharap ampunanMu, segala puji milik Allah yang telah menghilangkan kotoran dari badanku dan yang telah menyejahterakan."

Doa Memakai Pakaian

بِسْمِ اللهِ اَللّٰهُمَّ اِنِّى اَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِهِ وَخَيْرِ مَاهُوَ لَهُ وَاَعُوْذُبِكَ مِنْ شَرِّهِ وَشَرِّمَا هُوَلَهُ

Bismillaahi, Alloohumma innii as-aluka min khoirihi wa khoiri maa huwa lahuu wa'a'uu dzubika min syarrihi wa syarri maa huwa lahuu

Artinya: "Dengan nama-Mu yaa Allah akku minta kepada Engkau kebaikan pakaian ini dan kebaikan apa yang ada padanya, dan aku berlindung kepada Engkau dari kejahatan pakaian ini dan kejahatan yang ada padanya"

Doa Memakai Pakaian Baru

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِىْ كَسَانِىْ هَذَا وَرَزَقَنِيْهِ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّىْ وَلاَقُوَّةٍ

Alhamdu lillaahil ladzii kasaanii haadzaa wa rozaqoniihi min ghoiri hawlim minni wa laa quwwatin

Artinya: "Segala puji bagi Allah yang memberi aku pakaian ini dan memberi rizeki dengan tiada upaya dan kekuatan dariku"

Doa Sebelum Makan

اَللّٰهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْمَا رَزَقْتَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Alloohumma barik lanaa fiimaa razatanaa waqinaa 'adzaa bannar

Artinya: "Ya Allah, berkahilah kami dalam rezeki yang telah Engkau berikan kepada kami dan peliharalah kami dari siksa api neraka"


Doa Sesudah Makan

اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِىْ اَطْعَمَنَا وَسَقَانَا وَجَعَلَنَا مُسْلِمِيْنَ

Alhamdu lillaahil ladzii ath'amanaa wa saqoonaa wa ja'alnaa muslimiin

Artinya: "Segala puji bagi Allah yang telah memberi makan kami dan minuman kami, serta menjadikan kami sebagai orang-orang islam"

Doa Ketika Makan Lupa Membaca Doa


بِسْمِ اللهِ فِىِ أَوَّلِهِ وَآخِرِهِ

Bismillaahi fii awwalihi wa aakhirihi

Artinya: "Dengan menyebut nama Allah pada awal dan akhirnya"


Doa Sesudah  Minum


اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِىْ جَعَلَهُ عَذْبًا فُرَاتًا بِرَحْمَتِهِ وَلَمْ يَجْعَلْهُ مِلْحًا اُجَاجًا بِذُنُوْبِنَا

Alhamdu lillaahil ladzi ja'alahuu 'adzbam furootam birohmatihii wa lamyaj'alhu milhan ujaajam bidzunuubinaa

Artinya: "Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan air ini (minuman) segar dan menggiatkan dengan rahmat-Nya dan tidak menjadikan air ini (minuman) asin lagi pahit karena dosa-dosa kami"

Doa Ketika Bercermin

اَلْحَمْدُ ِللهِ كَمَا حَسَّنْتَ خَلْقِىْ  فَحَسِّـنْ خُلُقِىْ

Alhamdulillaahi kamaa hassanta kholqii fahassin khuluqii

Artinya: "Segala puji bagi Allah, baguskanlah budi pekertiku sebagaimana Engkau telah membaguskan rupa wajahku"

Doa Keluar Rumah / Doa Bepergian

بِسْمِ اللهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ لاَحَوْلَ وَلاَقُوَّةَ اِلاَّ بِالله

Bismillaahi tawakkaltu 'alalloohi laa hawlaa walaa quwwata illaa bilaahi

Artinya: "Dengan menyebut nama Allah aku bertawakal kepada Allah, tiada daya kekuatan melainkan dengan pertologan Allah."

Doa Berpergian

اَللّٰهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا وَاطْوِعَنَّابُعْدَهُ اَللّٰهُمَّ اَنْتَ الصَّاحِبُ فِى السَّفَرِوَالْخَلِيْفَةُفِى الْاَهْلِ

Alloohumma hawwin 'alainaa safaranaa hadzaa waatwi 'annaa bu'dahu. Alloohumma antashookhibu fiissafari walkholiifatu fiil ahli

Artinya: "Ya Allah, mudahkanlah kami berpergian ini, dan dekatkanlah kejauhannya. Ya Allah yang menemani dalam berpergian, dan Engkau pula yang melindungi keluarga."

Doa Naik Kendaraan

سُبْحَانَ الَّذِىْ سَخَّرَلَنَا هَذَا وَمَاكُنَّالَهُ مُقْرِنِيْنَ وَاِنَّآ اِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُوْنَ

Subhaanalladzii sakkhara lanaa hadza wama kunna lahu muqriniin wa-inna ilaa rabbina lamunqalibuun.

Artinya : "Maha suci Allah yang telah menundukkan untuk kami (kendaraan) ini. padahal sebelumnya kami tidak mampu untuk menguasainya, dan hanya kepada-Mu lah kami akan kembali "

Doa Naik Kapal

بِسْمِ اللهِ مَجْرَهَا وَمُرْسَهَآاِنَّ رَبِّىْ لَغَفُوْرٌرَّحِيْمٌ

Bismillaahi majrahaa wa mursaahaa inna robbii laghofuurur rohiim

Artinya : "Dengan nama Allah yang menjalankan kendaraan ini berlayar dan berlabuh, sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang"

Doa Ketika Sampai di Tempat Tujuan

اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِى سَلَمَنِى وَالَّذِى اَوَنِى وَالَّذِى جَمَعَ الشَّمْلَ بِ

Alhamdulillahil ladzi sallamani wal ladzi awani wal ladzi jama’asy syamla bi.

Artinya:"Segala puji bagi Allah, yang telah menyelamatkan akau dan yang telah melindungiku dan yang mengumpulkanku dengan keluargaku."

Doa Melepas Pakaian

بِسْمِ اللهِ الَّذِيْ لاَ إِلَهَ إِلَّا هُوَ

Bismillaahil ladzii laa ilaaha illaa huwa

Artinya: "Dengan nama Allah yang tiada Tuhan selain-Nya"

Doa Masuk Rumah

اَللّٰهُمَّ اِنّىْ اَسْأَلُكَ خَيْرَالْمَوْلِجِ وَخَيْرَالْمَخْرَجِ بِسْمِ اللهِ وَلَجْنَا وَبِسْمِ اللهِ خَرَجْنَا وَعَلَى اللهِ رَبّنَا تَوَكَّلْنَا

Allahumma innii as-aluka khoirol mauliji wa khoirol makhroji bismillaahi wa lajnaa wa bismillaahi khorojnaa wa'alallohi robbina tawakkalnaa

Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepada-Mu baiknya tempat masuk dan baiknya tempat keluar dengan menyebut nama Allah kami masuk, dan dengan menyebut nama Allah kami keluar dan kepada Allah Tuhan kami, kami bertawakkal"

Doa Menyambut Sore Hari

اَللّٰهُمَّ بِكَ اَمْسَيْنَا وَبِكَ اَصْبَحْنَا وَبِكَ نَحْيَا وَبِكَ نَمُوْتُ وَاِلَيْكَ الْمَصِيْرُ

Alloohumma bika amsainaa wa bika ashbahnaa wa bika nahyaa wa bika namuutu wa ilaikal mashiir

Artinya : "Ya Allah, karena Engkau kami mengalami waktu petang dan waktu pagi, karena Engkau kami hidup dan mati dan kepada-Mu juga kami akan kembali."

Doa Ketika Menuju Masjid

اَللّٰهُمَّ اجْعَلْ فِىْ قَلْبِى نُوْرًا وَفِى لِسَانِىْ نُوْرًا وَفِىْ بَصَرِىْ نُوْرًا وَفِىْ سَمْعِىْ نُوْرًا وَعَنْ يَسَارِىْ نُوْرًا وَعَنْ يَمِيْنِىْ نُوْرًا وَفَوْقِىْ نُوْرًا وَتَحْتِىْ نُوْرًا وَاَمَامِىْ نُوْرًا وَخَلْفِىْ نُوْرًا وَاجْعَلْ لِّىْ نُوْرًا

Alloohummaj-'al fii qolbhii nuuroon wa fii lisaanii nuuroon wa fii bashorii nuuroon wa fii sam'ii nuuroon wa'an yamiinii nuuroon wa'an yasaarii nuuroon wa fauqii nuuroo wa tahtii nuuroo wa amaamii nuuroon wa khofii nuuroon waj-'al lii nuuroon

Artinya : "Ya Allah, jadikanlah dihatiku cahaya, pada lisanku cahaya dipandanganku cahaya, dalam pendengaranku cahaya, dari kananku cahaya, dari kiriku cahaya, dari atasku cahaya, dari bawahku cahaya, dari depanku cahaya, belakangku cahaya, dan jadikanlah untukku cahaya." (H.R. Bukhari dan Muslim)

Doa Masuk Masjid

اَللّٰهُمَّ افْتَحْ لِيْ اَبْوَابَ رَحْمَتِكَ

Allahummaf tahlii abwaaba rohmatik

Artinya: "Ya Allah, bukalah untukku pintu-pintu rahmat-Mu"

Doa Niat Wudhu

نَوَيْتُ الْوُضُوْءَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ اْلاَصْغَرِ فَرْضًا لِلّٰهِ تَعَالَى

Nawaitul whudu-a lirof'il hadatsii ashghori fardhon lillaahi ta'aalaa

Artinya : "Saya niat berwudhu untuk menghilangkan hadast kecil fardu (wajib) karena Allah ta'ala"

Doa Setelah Wudhu

اَشْهَدُ اَنْ لاَّاِلَهَ اِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًاعَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنِىْ مِنَ التَّوَّابِيْنَ وَاجْعَلْنِىْ مِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ، وَجْعَلْنِيْ مِنْ عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ

Asyhadu allaa ilaaha illalloohu wahdahuu laa syariika lahu wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhuuwa rosuuluhuu, alloohummaj’alnii minat tawwaabiina waj’alnii minal mutathohhiriina, waj'alnii min 'ibadikash shaalihiina.

Artinya:"Aku bersaksi, tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku mengaku bahwa Nabi Muhammad itu adalah hamba dan Utusan Allah. Ya Allah, jadikanlah aku dari golongan orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah aku dari golongan orang-orang yang suci dan jadikanlah aku dari golongan hamba-hamba Mu yang shaleh"

Doa Keluar Masjid

اَللّٰهُمَّ اِنِّى اَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ

Allahumma innii asaluka min fadlik

Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya aku memohon keutamaan dari-Mu"

Doa Sebelum Belajar

يَارَبِّ زِدْنِىْ عِلْمًا وَارْزُقْنِىْ فَهْمًا

Yaa robbi zidnii 'ilman warzuqnii fahmaa

Artinya : "Ya Allah, tambahkanlah aku ilmu dan berikanlah aku rizqi akan kepahaman"

Doa Sesudah Belajar

اَللّٰهُمَّ اِنِّى اِسْتَوْدِعُكَ مَاعَلَّمْتَنِيْهِ فَارْدُدْهُ اِلَىَّ عِنْدَ حَاجَتِىْ وَلاَ تَنْسَنِيْهِ يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ

Allaahumma innii astaudi'uka maa 'allamtaniihi fardud-hu ilayya 'inda haajatii wa laa tansaniihi yaa robbal 'alamiin

Artinya : "Ya Allah, sesungguhnya aku menitipkan kepada Engkau ilmu-ilmu yang telah Engkau ajarkan kepadaku, dan kembalikanlah kepadaku sewaktu aku butuh kembali dan janganlah Engkau lupakan aku kepada ilmu itu wahai Tuhan seru sekalian alam."

Doa Memohon Ilmu Yang Bermanfaat

اَللّٰهُمَّ اِنِّى اَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً

Alloohumma innii as-aluka 'ilmaan naafi'aan wa rizqoon thoyyibaan wa 'amalaan mutaqobbalaan

Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepada-Mu ilmu yang berguna, rezki yang baik dan amal yang baik Diterima. (H.R. Ibnu Majah)"


Doa Akan Membaca Al-Qur'an

اَللّٰهُمَّ افْتَحْ عَلَىَّ حِكْمَتَكَ وَانْشُرْ عَلَىَّ رَحْمَتَكَ وَذَكِّرْنِىْ مَانَسِيْتُ يَاذَاالْجَلاَلِ وَاْلاِكْرَامِ

Alloohummaftah 'alayya hikmataka wansyur 'alayya rohmataka wa dzakkirnii maanasiitu yaa dzal jalaali wal ikhroomi

Artinya : "Ya Allah bukakanlah hikmahMu padaku, bentangkanlah rahmatMu padaku dan ingatkanlah aku terhadap apa yang aku lupa, wahai Dzat yang memiliki keagungan dan kemuliaan."

Doa Setelah Membaca Al-Qur'an


اَللّٰهُمَّ ارْحَمْنِىْ بِالْقُرْآنِ. وَاجْعَلْهُ لِىْ اِمَامًا وَنُوْرًا وَّهُدًى وَّرَحْمَةً. اَللّٰهُمَّ ذَكِّرْنِىْ مِنْهُ مَانَسِيْتُ وَعَلِّمْنِىْ مِنْهُ مَاجَهِلْتُ. وَارْزُقْنِىْ تِلاَ وَتَهُ آنَآءَ اللَّيْلِ وَاَطْرَافَ النَّهَارٍ. وَاجْعَلْهُ لِىْ حُجَّةً يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ

Allahummarhamnii bil qur'aani. waj'alhu lii imaaman wa nuuran wa hudan wa rohman. Allahumma dzakkirnii minhu maa nasiitu wa'allimnii minhu maa jahiltu. wazuqnii tilaa watahu aanaa-al laili wa athroofan nahaari. waj'alhu lii hujjatan yaa robbal 'aalamiina.

Artinya : "Ya Allah, rahmatilah aku dengan Al-Quran yang agung, jadikanlah ia bagiku ikutan cahaya petunjuk rahmat. Ya Allah, ingatkanlah apa yang telah aku lupa dan ajarkan kepadaku apa yang tidak aku ketahui darinya, anugerahkanlah padaku kesempatan membacanya pada sebagian malam dan siang, jadikanlah ia hujjah yang kuat bagiku, wahai Tuhan seru sekalian alam."

Masih banyak bacaan-bacaan doa selain Bacaan do'a-do'a diatas dan mungkin akan kita tulis dilain kesempatan. Selain membaca do'a bacaan sholawat, istighfar, tasbih dan tahlil tentunya sangat dianjurkan untuk selalu kita baca dan kita amalkan setiap harinya.

Bacaan do'a-do'a tersebut diatas merupakan do'a-do'a sehari hari yang bisa kita baca sebelum atau sesudah beraktivitas. Semoga dapat memberikan kemanfaatan untuk kita semua, dan membuat kita selalu dalam perlindungan Allah SWT. sehingga apa yang kita lakukan menjadi keberkahan dalam kedidupan kita sehari-hari. Amiin...Amiin... Yaa Robbal 'Aalamiina.

Back To Top